Oleh Mohamad
Tohir
SAAT catatan ini mulai saya
buat, saya sedang duduk di bangku sebuah warung kopi di ujung Kabupaten
Jombang. Beberapa meter di depanku adalah hutan jati di bawah pengelolaan KPH
Mojokerto. Di balik hutan sudah masuk kabupaten Lamongan (wilayah Babat).
Wanita
berumur meletakkan kopi di meja, kopi putih, yang
segera saya hirup aroma waningnya kemudian minum. Hmmmh, sedaaap!
Saya
baru saja mengikuti sebuah workshop penulisan kreatif di STIKIP PGRI Jombang.
Saya baru saja melihat, bertatapan, salaman dengan Seno Gumira Ajidarma, salah
satu idola saya. Dia diundang sebagai pembicara di workshop itu. Saya tahu
informasi itu dari kawan saya Wu Lang. Terimakasih Wu Lang!
Saya
tak punya kesempatan ngobrol dengannya. Beda dengan Joko Pinurbo yang amat
biasa riwa-riwi, Seno tidak. Dia lumayan dikawal.
Saya
hanya minta tanda tangannya pada halaman muka buku karyanya; Trilogi Insiden. Saya
senang sekali karena saya yakin sekali dari sekian yang hadir, hanya saya yang
membawa buku karyanya. Saat dia memandang saya sesaat setelah memberi
tandatangan, rasa senang saya bertambah. Kemudian kami salaman. Sudah. Tanpa
bicara. Memang, seperti Paulo Coelho, “idola tak bicara”.
Sepulangnya
saya mampir untuk ziarah ke makam Kiai Wahab Hasbullah. Saya pikir akan antri
atau berdesak-desakan di sana. Tapi saya keliru. Tak ada apa-apa di dekat makam
itu selan saya. Pusara Kiai Wahab tidak ada tanda atau tulisan namanya di
nisan. Kiai besar perdiri NO itu kesepiankah?
Saat
sampai pada catatan ini, seorang pria keluar dari kamar dalam warung ini
diikuti seorang perempuan muda. Saya tak begitu perhatikan awalnya, hingga saat
si lelaki duduk sebentar di samping saya lantas kemudian menanyakan totalannya.
Perempuan menjawan 65 ribu. Saya perhatikan perempuan yang menjawab tadi.
Dandanannya menor. Dia bukan perempuan yang tadi melayani kopi saya. Jadi, ada
dua perempuan ternyata.
Setelah
si lelaki pergi, si menor menyerahkan uang itu pada perempuan pelayan kopi tadi
dan ditanya uang apa itu. Si menor menjawab itu uang es sprite dan kamar. O,
saya paham sekarang.
Yah,
sebatas menengok!
Djombang, 03 Juni 2014
Posting Komentar