CINTA O CINTA

Oleh Mohamad Tohir
Dostoyevsky. cartoonstock.com
AKU BARU SAJA MEMBACA cerita pendek para maestro dalam antologi Cinta Tak Pernah Mati. Itu buku adalah kumpulan cerpen terjemahan Anton Kurnia dan Atta Verin, istrinya. Siapa para maestro itu? Mereka adalah Akutagawa, Balzac, Checkov, Dostoyevsky, O Henry, Joyce James, Kipling, Poe, Tagore, Tolstoy, Mark Twain, dan beberapa lagi. Dari kesemua itu, empat di antaranya adalah peraih Nobel Sastra, penghargaan sastra yang dianggap paling bergengsi di dunia.
Buku itu diterbitkan oleh Serambi, yang belakangan ini nampaknya getol menerjemahkan sastra dunia karya para master, seperti Cinta yang Hilang (kumpulan cerpen O Henry), Kenangan Cinta (kumcer Chekhov), Cinta Sejati (kumcer Maupassant), dan beberapa lainnya. Seperti yang lain-lain, ini tentang cinta, sebagaimana judulnya (yang adalah judul salah satu cerpen dalam buku ini, karya Balzac). Dalam pengantarnya, Anton Kurnia menulis bahwa diterbitkannya buku-buku itu menandai kepedulian Serambi terhadap dunia sastra dan kebudayaan secara luas. Kisah-kisah dalam buku ini berisi tentang beragam hal, dari cinta yang ganjil sampai misteri berbau cinta. Di balik segenap suka dan duka kehidupan, sesungguhnya cintalah yang pada akhirnya akan menyelamatkan kita. Dan, cinta, bukan melulu soal hubungan lelaki dan perempuan. Itu tergambar tegas dalam cerita-cerita di buku ini.
Seperti karya Dostoyevsky, Maling yang Jujur. Ini tentang rasa cinta yang tulus seorang lelaki mantan tentara miskin, yang telah beralih jadi tukang jahit, terhadap lelaki tua yang menjengkelkan. Lelaki menjengkelkan itu numpang di rumahnya dan dia pengangguran, tidak punya keahlian apapun dan peminum berat. Tuan rumah, mantan tentara itu, harus menghidupinya. Dia kasihan melihat lelaki tua itu hidup menggelandang. Dia diajak ke rumah dengan maksud awal hanya sehari dua hari. E, ternyata malah tidak menunjukkan niat untuk beranjak. Parahnya dia malah mencuri celana tuan rumah yang sebenarnya akan diberikan kepadanya sebagai modal usaha (setelah dijual tentunya). Adakah maling yang jujur? Cerpen ini menjawabnya. Berkat cinta, maling yang jujur itu ada.
Juga ada karya Edgar Allan Poe yang terkenal itu, Kucing Hitam. Membaca cerpen ini, orang pasti begidik. Aku tokoh cerpen, dengan tega dan bengisnya mencongkel dan menggantung seekor kucing kesayangannya. Dia awalnya suka dengan kucing itu, gemas karena dia nurut dan lucu. Hingga tiba suatu saat si tokoh jadi gemar minum-minuman. Karena pengaruh alkohol, dia jadi sering merah-marah dan kasar. Dia kasar pada istrinya, juga pada hewan-hewan piaraannya. Dia mengasari kucing hitam tadi. Mencongkel matanya. Menggantung lehernya di tangkai sebuah pohon. Istrinyapun pada akhirnya mati di tangannya. Kepala istrinya dibacoknya sendiri dengan sebuah kapak tajam dan mati sebelum sempat menjerit. Inikah tentang cinta? Entah cinta macam apa.
O Henry, yang terkenal dengan cerita penuh kejutan itu, hadir di sini dengan Tamu Pernikahan. Ceritanya tentang seorang lelaki muda bernama Andy Donovan yang jatuh cinta pada perempuan yang selalu memakai pakaian hitam setiap harinya, Nona Conway namanya. Setelah didekati, ternyata dia sedang berkabung sebab kekasihnya baru saja meninggal karena terbunuh, Mazzini namanya. Mereka akhirnya dekat. Conway bercerita tentang almarhum Mazzini dan memperlihatkan fotonya yang tersimpan dalam gandulan kalung pada Donovan, juga foto yang lebih besar yang dipajang di tembok. Donovan mengamati foto itu dengan seksama, seperti mengagumi ketampanan dan kegagahan Mazzini. Hingga suatu ketika, mereka nyambung dan cocok lalu mengumumkan pernikahan mereka pada orang-orang. Suatu hari menjelang hari H pesta nikah, Donovan nampak murung. Dia ditanya oleh Conway, dan nampak ragu untuk menceritakan masalahnya. Setelah didesak, Donovan akhirnya bercerita bahwa dia barusan bertemu dengan kawan lamanya di luar kota, Mike Sullivan namanya. Mike Sullivan menyatakan kesanggupannya untuk hadir di pesta nikah mereka, tapi Donovan mencegahnya. Apa yang menyebabkan kemurungan Donovan? Adalah pertautan antara Sullivan dan Mazzini itu sebenarnya. Mereka adalah orang sama dengan nama yang berbeda. Sementara, kata Conway, Mazzini sudah mati. Benarkah demikian? Bukan O Henry kalau tidak memberikan kejutan.
Guy De Maupassant, murid kesayangan Flaubert itu hadir dengan cerpennya berjudul Senyum Schopenhauer. Cerpen ini agak konyol dan entah dimaksudkan sebagai cerpen horor atau entah bagaimana. Ceritanya tentang seseorang yang sedang menginap di sebuah hotel. Dia penasaran dengan tetangga kamarnya yang selalu ditemui dengan sebuah buku bacaan. Selalu begitu. Akhirnya mereka berkenalan dan buku dipinjamkannya. Ternyata itu adalah buku sang guru, Schopenhauer, filsuf Jerman edan itu. Dia adalah filsuf penghancur mimpi dan cita-cita. Bagi filsuf seide dengan Camus ini, hidup ini tidak ada maknanya. Menyelami hidup adalah menikmati ketidakbermaknaan. Orang Jerman tadi adalah muridnya asli. Dia bercerita bahwa sang guru mempunyai senyum yang mengerikan. Bahkan hingga matinya. Kemudian dia bercerita tentang sebuah kisah yang dialaminya sendiri. Yakni ketika sang filsuf baru saja meninggal. Dia bersama seorang kawannya harus menunggui jenazah yang disemayamkan itu. Wajah sang filsuf masih tersenyum meski sudah mati. Mereka merasa sang filsuf masih hidup. Arwahnya sedang bebas dari tubuh dan sedang menyelimuti mereka. Suatu malam mereka melihat sesuatu berwarna putih melesat dari kepala sang filsuf, jatuh ke lantai. Mereka berlari ketakutan. Diberanikannya diri mereka untuk memeriksa jenazah. Mereka kaget bukan main karena sang filsuf tidak lagi tersenyum. Mereka akhirnya lega karena melihat sesuatu putih tergeletak di lantai. Ternyata sebuah gigi palsu. Begitu saja ceritanya. Namun menikmati teks Maupassant tentu saja punya rasa dan sensasi tersendiri.
Cerita yang menjadi judul buku, Cinta tak Pernah Mati, karya Balzac, bukanlah cerita melodramatis seperti Cinta tak Ada Matinya Eka Kurniawan yang mirip Cinta Sepanjang Musim Koleranya Gabo itu. Cerpen ini tentang cinta seorang manusia bekas serdadunya Napoleon dengan seekor harimau. Mereka hidup berdua selama beberapa bulan di sebuah gurun pasir di Mesir. Di tengah hamparan padang pasir yang luas, mereka hidup berdua, dan saling menjaga. Bayangkan coba, dengan harimau!
Pada mulanya serdadu itu ditawan oleh tentara Arab dan dibawa sejauh mungkin dari kawanan tentara Perancis. Mereka istirahat di sebuah gurun yang luas. Karena kegesitannya, tentara serdadu perancis itu berhasil kabur dan menggondol kuda tentara Arab. Dia kabur sekencang-kencangnya menjauhi mereka. Karena terus dipacu tanpa henti, kudanya ambruk. Serdadu Perancis terhenti di sebuah padang yang ia sama sekali tidak tahu di mana. Dia hampir putus asa. Hingga akhirnya ada sebuah pepohonan kurma yang berbuah lebat. Dia berhenti di sana dan tertidur di sebuah batu. Saat bangun dia kaget sekali karena di dekatnya ada seekor harimau. Dia ketakutan dan yakin akan tamat sampai di situ hidupnya. Tapi, ternyata dia meleset, harimau itu, meskipun nampak mengerikan, dia bagaikan seekor kucing piaraan yang jinak. Harimau itu seperti menemukan teman bermain di padang pasir maha luas itu. Mereka hidup berbulan-bulan di sana.
Begitulah, cerpen-cerpen ini menjadi teman minum teh yang nikmat di sebuah sore saya beberapa hari ini. Banyak lain lagi yang menarik tapi tentu tidak semua saya catat di sini. Saya kurang bisa menceritakan ulang dengan baik dan teratur. Tambah membosankan nanti.
18 September 2014




Posting Komentar

Páginas

 

Copyright © Sebatas Menengok | Powered by Blogger | Template by 54BLOGGER | Fixed by Free Blogger Templates